Banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau sering menghantui kita belakangan ini terutama yang tinggal di daerah perkotaan yang sedikit memiliki Ruang Terbuka Hijau. Sulitnya mencari lahan tempat tinggal dan mahalnya harga tanah di perkotaan membuat kita pelit untuk menyisakan sebagian halaman kita menjadi area hijau sehingga alam menjadi tidak seimbang, daya resap air ke dalam tanah berkurang, yang berakibat pada menipisnya cadangan air di dalam tanah dan juga mengakibatkan genangan air diatas permukaan tanah.
Sudah saatnya yuk kita menyadari semua ini dan merubah perilaku kita terhadap alam, berbuat baik untuk alam maka Insya Allah alam akan berbuat yang sama untuk kita. Salah satunya adalah dengan membuat lubang biopori buatan.
Apa itu lubang biopori? pengertian sederhananya adalah lubang yang terbentuk oleh aktifitas mikroorganisme di dalam tanah ataupun dari akar -akar tumbuhan sehingga membentuk rongga yang membuat tanah dapat menyerap air sehingga debit air di dalam tanah dapat terjaga dan kehidupan makhluk di bawah maupun diatas permukaan tanahpun dapat terjaga termasuk makhluk yang bernama manusia.
Namun bila seluruh permukaan tanah kita tutup dengan semen, aspal, keramik ataupun material perkerasan lainnya, bagaimana air bisa terserap ke dalam tanah?
Sedangkan lubang biopori buatan adalah lubang yang kita buat di permukaan tanah dengan diameter antara 10 – 15 cm dan kedalaman 80 – 100 cm ( jangan sampai permukaan air dalam tanah) dan kita isi dengan sampah-sampah organik sehingga organisme pengurai di dalam tanah dapat hidup dan dari aktifitas organisme tersebut membentuk lubang-lubang biopori yang membuat tanah mampu menyerap air dari permukan.
Bayangkan bila setiap rumah membuat sejumlah lubang biopori, begitu pula di bangunan bangunan fasilitas umum, sehingga makin banyak air permukaan maupun air hujan yang terserap tanah, dan berapa banyak genangan air yang akan berkurang. Insya Allah kita bisa terhindar dari kekeringan di musim kemarau maupun banjir di musim hujan. Amiiiinnnn